Exclusive Economic Zone Course 2010 di Maritime Warfare School HMS Collingwood, Fareham, Portsmouth, United Kingdom



UMUM

Wilayah perairan merupakan media penghubung dan komunikasi antar berbagai wilayah di dunia. Luas perairan yang mencapai 80 persen luas bumi yang memainkan peranan cukup penting dalam kelangsungan dan sendi kehidupan manusia khususnya perekonomian. Oleh sebab itu lalu lintas laut merupakan urat nadi perekonomian dunia. Kondisi ini tentu mengakibatkan konsekuensi logis akan kebutuhan terhadap keamanan wilayah laut demi kelancaran transportasi dan perdagangan dunia.

Isu – isu yang terkait dengan masalah keamanan wilayah perairan adalah aktifitas illegal seperti illegal fishing, illegal logging, human trafficking, penyelundupan, perampokan bersenjata, pembajakan dan pencemaran lingkungan berupa tumpahan minyak dan bahan berbahaya di laut.

Dalam menangani permasalahan yang kompleks di wilayah laut ini membutuhkan kerjasama yang erat antara pihak-pihak yang terlibat atau berperan sesuai fungsinya dalam pengendalian situasi dan keamanan di wilayah laut. Integrasi fungsi dan koordinasi menjadi kunci keberhasilan dari kerjasama dan pencapaian tujuan umum yaitu keamanan wilayah laut.

Inggris sebagai salah satu negara maritim memiliki kepedulian dan perhatian khusus terhadap permasalahan-permasalahan di bidang kelautan. Oleh sebab itu melalui Royal navy dilakukan sosialisasi dan diskusi mengenai berbagai permasalahan kemaritiman yang terjadi saat ini. Kegiatan sosiallisasi ini dilakukan dengan mengadakan Kursus Zone Ekonomi Eksklusif atau yang selanjutnya disebut dengan terminology EEZC.

Indonesia merupakan salah satu negara maritime yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan memiliki wilayah yurisdiksi perairan yang sangat besar dengan permasalahan yang secara garis besar sama dengan negara-negara pantai lainnya. Oleh sebab itu perlu adanya penggalian informasi dan studi banding terkait dengan bagaimana cara negara-negara pantai lainnya dalam menyelesaikan permasalahan yurisdiksi perairannya. 

Maksud dari kursus ZEE (EEZC) ini adalah untuk menambah pengetahuan, wawasan dan informasi \dalam kaitan dengan upaya yang dilakukan oleh negara – negara pantai terhadap pengamanan wilayah perairan pada umumnya dan EEZ khususnya dari berbagai aktifitas pelanggarab yang dilakukan seperti illegal fishing, illegal logging, human trafficking, penyelundupan, perampokan bersenjata dan pembajakan serta pencemaran laut.

Tujuan dari kursus ZEE (EEZC) ini adalah untuk memberikan gambaran pentingnya pengamanan wilayah perairan negara sebagai bentuk tanggung jawab negara pemilik wilayah perairan sebagaimana diamanatkan dalam UNCLOS dan juga untuk meningkatkan profesionalisme dalam menghadapi dan memecahkan permasalahan yang terjadi dalam pengamanan wilayah perairan di Indonesia.

EEZC

Kursus Zone ekonomi Eksklusif yang selanjutnya disebut dengan terminologi EEZC dilaksanakan di Maritime Warfare School HMS Collingwood di Fareham Portsmouth dari tanggal 7 Juni 2010 sampai dengan 2 Juli 2010. EEZC merupakan program rutin tahunan dari ITDC (International Training Development Center) yang merupakan sub organisasi dalam Maritime Warfare School tersebut yang memiliki tugas pokok untuk menyelenggarakan kursus lintas Negara dalam rangka mengembangkan dan sosialisasi metode yang diterapkan oleh UK dan Negara-negara eropa sekitarnya dalam rangka menangani permasalahan pengelolaan sumber daya perekonomian khususnya sumber daya perikanannya.

Materi kursus yang diberikan meliputi materi klasikal dan kunjungan ke instansi-instansi terkait yang memiliki kewenangan dan kepentingan dalam kaitannya dengan pemanfaatan dan penggunaan wilayah maritim khususnya ZEE. 

Dalam kursus ini tidak diberikan paket instruksi khusus selain slide paparan karena metode yang disampaikan juga bersifat dua arah dalam bentuk diskusi. Paket instruksi juga tidak diberikan mengingat keluasan dari materi yang diberikan.

Tenaga pengajar yang digunakan berasal dari berbagai instansi yang memiliki kompetensi dan kemampuan dari sisi ilmu maupun pengalaman dengan problem tertentu di wilayah maritime.

Materi pelajaran dan diskusi klasikal dalam kursus Zone Ekonomi Eksklusif ini adalah sebagai berikut :

a. Meteorologi
b. Fishery Protection Squadron
c. GMDSS (Global Maritime Distress Signal System)
d. International Maritime Law
e. ISPS Code (International Ship and Port Facility Security Code
f. Safety Of Merchant Ship
g. RN MSO (Royal Navy Maritime Security Operation)
h. Maritime Police
i. Drugs
j. Custom Operation
k. SAR
l. Board And search
m. Vessel design
n. Aircraft In EEZ

Sedangkan materi kunjungan instansi dalam kursus Zone Ekonomi Eksklusif ini adalah sebagai berikut :
a. Museum HMS Victory
b. MCA (Maritime Coastguard Agency)
c. RNLI (Royal National Lifeboat Institution)
d. Traffic harbour Service
e. IMO (International Maritime organization)
f. BAE Shipbuilder
g. OSRL (Oil Spilled Response limited)


MATERI

1) Meteorologi

Materi meteorogi meliputi uraian dan review hal-hal penting yang terkait dengan peramalan meteorologi meliputi : gerakan massa udara (front), angin, temperatur, awan dan hal-hal lain yang mempengaruhi cuaca. Materi ini diberikan terkait dengan kegiatan operasi pengamanan wilayah perairan dalam hal ini adalah EEZ dimana cuaca akan menjadi konstrain terhadap pelaksanaan operasi pengamanan tersebut.

Dengan peramalan cuaca dapat memprediksi kondisi cuaca disuatu lokasi kejadian (scene of action) apakah memungkinkan atau tidak melakukan kegiatan pengamanan dan operasi di daerah tersebut. Hal ini penting bagi keselamatan alat dan personel yang akan ditugaskan untuk melaksanakan tugas pengamanan tersebut.

Kondisi wilayah perairan Inggris yang berada di lintang tinggi sangat memungkinkan untuk terjadinya badai sehingga aspek peramalan menjadi sangat signifikan. Hal ini berbeda dengan Indonesia dimana kondisi perairan yang berada di wilayah tropis menyebabkan Indonesia bebas dari Badai yang merusak. Namun demikian peramalan meteorology tetap dibutuhkan untuk kelancaran operasi.

2) Fishery Protection Program

Royal Navy bersama dengan elemen pemerintah lainnya seperti beacukai, polisi, coastguard, departemen perikanan dan kelautan dan lain sebagainya yang menjadi stakeholder wilayah perairan bersama-sama melakukan pengendalian terhadap industri perikanannya.

Royal Navy membentuk 1 satuan skuadron yang sebenarnya merupakan skuadron tertua dan yang pertama didirikan yaitu Fishery Protection Squadron yang bekerja sama dengan semua stakeholder kelautan menangani masalah kelautan di Inggris.

Fishery Protection Squadron memiliki 3 kapal khusus untuk pengamanan EEZ Fishery Protection yaitu HMS TYNE, HMS SEVERN, HMS MERSEY dan 1 kapal HMS CLYDE yang bertugas diwilayah Kepulauan Falkland. Ada hal yang cukup unik dari keempat kapal tersebut adalah bahwa kapal angkatan laut (HMS) tersebut merupakan miliki BAE Shipbuilder yang dikontrak oleh Royal Navy untuk melaksanakan tugas – tugas Fishery Protection Squadron. Dengan kata lain bahwa Royal Navy tidak membeli atau memiliki kapal tersebut.

3) Visit HMS Victory

Kegiatan ini merupakan pengenalan atas sejarah kelautan khususnya Royal Navy dengan fokus pada kepemimpinan dan kepahlawanan Admiral Nelson. Dalam kesempatan ini dilakukan kunjungan ke monumen HMS Victory yang merupakan flagship (kapal markas) dari Inggris yang dipimpin oleh Admiral nelson dalam perang Trafalgar yang terkenal dengan kecerdikan dari Nelson meskipun akhirnya gugur dalam pertempuran tersebut. Beberapa hal yang dapat dipetik dari kunjungan ini antara lain :

a) Penghargaan yang tinggi bangsa inggris terhadap kepahlawanan Nelson yang ditunjukkan dengan antusiasme pengunjung serta penjelasan-penjelasan dari tour guide tentang kepahlawanan Nelson.

b) Kecepatan dan kapabilitas dalam tugas diperoleh dari latihan yang rutin dan terus menerus dengan penerapan reward dan punishment yang seimbang dan bermakna. Sebagaimana diuraikan bahwa prajurit laut dalam perang laut pada masa itu merupakan sukarelawan yang belum terlatih secara militer bahkan banyak yang diambil dari bar-bar sepanjang pantai dalamkeadaan mabuk dan terbangun sudah di Laut dalam kapal perang Inggris. Kondisi ini menyebabkan penegakkan disiplin dan pelatihan yang keras diterapkan dengan baik. Pelatihan yang terus menerus menyebabkan prajurit royal navy mampu beraksi 2 kali lebih cepat dibandingkan lawan pada masa itu dalam hal ini adalah perancis.

c) Keunggulan teknologi mampu memenangkan perang yang ditunjukkan dengan membandingkan antara teknologi meriam kanon dalam perang tersebut. Sistem yang digunakan oleh perancis adalah meriam dengan sumbu sedangkan inggris menemukan teknologi pemantik yang bisa menembakkan meriam saat itu juga.

4) GMDSS

GMDSS atau Global Maritime Distress Signal System adalah suatu sistem pengamanan jaringan komunikasi radio internasional yang ditetapkan dan dimandatkan oleh IMO bagi semua kapal laut. GMDSS merupakan kesepakatan internasional yang ditetapkan berkaitan dengan prosedur keamanan, peralatan dan protocol komunikasi yang digunakan untuk meningkatkan keamanan dan memudahkan dalam tindakan penyelamatan terhadap kapal dalam keadaan darurat.

Penerapan GMDSS dilaksanakan sejak tahun 1999 melalui amandemen SOLAS. Tujuan dari GMDSS adalah untuk otomatisasi dan meningkatkan kemampuan komunikasi darurat bagi industri perkapalan dunia. Kapal yang berlayar harus memiliki paling sedikit 2 operator radio yang memiliki lisensi radio operator GMDSS. Namun aturan penggunaan sistem GMDSS ini hanya diperuntukkan bagi kapal dengan ukuran tonase 300 GT ke atas. Meski demikian kebutuhan jenis peralatan GMDSS lebih ditentukan kepada area operasional yang ditetapkan dalam system GMDSS ini dari kapal tersebut.

5) International Maritime Law

Materi yang diberikan dalam hal ini adalah mengenai sejarah hukum laut internasional (UNCLOS), dasar penentuan kewilayahan laut, ketentuan dalam penetapan garis dasar (baseline), hak-hak dan kewajiban negara-negara, penekanan-penekanan terhadap penindakan pelanggaran kejahatan internasional meliputi penyelundupan lintas batas negara, perampokan bersenjata dan pembajakan kapal kewajiban dan kewenangan negara-negara pantai serta beberapa kasus dan permasalahan yang terjadi terkait dengan penentuan kewilayahan.

6) ISPS Code

ISPS merupakan kependekan dari International Ship and Port Facility Security Code. ISPS merupakan aturan yang dibentuk untuk mecegah dan menetralisir ancaman yang terjadi pada kapal dan pelabuhan laut. Konsep ini lahir sebagai respon atas berbagai terorisme yang menggunakan platform transportasi untuk menghancurkan suatu target atau sasaran yang diinginkan. 

ISPS bertujuan untuk menciptakan jaring kerja internasional untuk mendeteksi ancaman terhadap keamanan dan mengambil langkah pencegahan terhadap insiden keamanan yang terjadi pada kapal dan fasilitas pelabuhan yang digunakan dalam perdagangan internasional. Tujuan lain adalah membangun peran dan tanggung jawab semua stakeholder yang terkait dengan keamanan maritim.

7) Visit MCA

MCA atau Maritime Coastguard Agency adalah lembaga dibawah departemen transportasi yang bertugas melaksanakan tindakan untuk menjamin keamanan, keselamatan dan kelancaran aktifitas publik di wilayah garis pantai dan sekitarnya meliputi SAR, Salvage, Inspection dan penanganan lingkungan sekitar pantai.

MCA bertugas menerima informasi yang bersifat emergency khususnya diwilayah perairan dan selanjutnya menentukan metode penanganan dan unsur-unsur yang terlibat. Aset bergerak atau alat penyelamatan yang dimiliki pada dasarnya terbatas namun hal ini tidak menjadi kendala dikarenakan fleksibilitas dalam penggunaan unsur yang tentu saja melalui persetujuan lebih dulu pada tingkat pusat dalam hal ini antara kementrian transportasi dan kementrian lainnya.

8) Visit RNLI

RLNI atau Royal National Lifeboat Institution adalah sebuah institusi atau lembaga independen yang memiliki peran besar dalam setiap kegiatan SAR. Lembaga ini sebagian besar berisi para tenaga sukarelawan yang pada dasarnya telah memiliki pekerjaan normal dan tetap diluar namun sewaktu-waktu mereka dapat dipanggil untuk melaksanakan tugas penyelamatan tanpa mendapatkan bayaran.

Sumber dana yang digunakan untuk menjalankan organisasi ini adalah berasal dari donatur-donatur. RNLI juga menggerakkan penggalangan dana dari kalangan masyarakat dan memotivasi publik untuk ikut serta berperan dan menjadi tenaga sukarelawan dalam penanggulangan keadaan darurat.

RNLI selain menyediakan tenaga penyelamat atau penanggulangan keadaan darurat, juga menyediakan platform-platform yang dominan digunakan oleh coastguard (MCA). Beberapa tim coastguard yang juga memiliki tenaga sukarelawan adalah anggota dari RNLI.

9) Safety Of Merchant Ship

Kapal-kapal sipil/dagang (merchant ship) memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai stakeholder yang terkait meliputi antara lain, negara pelabuhan, pemilik kapal, pemilik barang, penjamin sampai dengan awak kapal yang berasal dari berbagai negara. Kondisi ini menyebabkan pentingnya perhatian terhadap keamanan dan keselamatan kapal dari berbagai ancaman yang potensial maupun nyata dengan menggunakan media kapal laut.

Kapal yang dalam hal ini adalah kapal dagang dapat disalah gunakan sebagai media penyelundupan atau aktifitas kejahatan internasional lainnya yang membahayakan keselamatan suatu negara maupun dunia. Hal ini tentu menuntut kerjasama berbagai pihak termasuk stakeholder dari kapal laut itu sendiri untuk menciptakan kondisi dan situasi kapal yang aman bagi semua pihak.

Selain pengamanan internal dari kapal tersebut juga dilakukan pengamanan semaksimal mungkin terhadap berbagai ancaman dari luar terhadap kapal seperti pembajakan dan perompakan bersenjata yang banyak terjadi di daerah-daerah tertentu yang justru vital bagi transportasi kapal laut. Keadaan ini menuntut pula kerjasama yang erat antara berbagai pihak yang berkompeten termasuk didalamnya angkatan laut negara-negara dalam memberikan jaminan keamanan dan pertolongan terhadap berbagai aksi pembajakan dan perompakan bersenjata.

Aspek eksternal lainnya adalah keamanan dan keselamatan navigasi yang terkait dengan penyediaan fasilitas keselamatan navigasi yang juga menjadi tanggung jawab negara pantai sebagaimana tercantum dalam UNCLOS termasuk didalamnya informasi mengenai kondisi meteorology yang sangat penting bagi operasional kapal dagang.

10) RN MSO (Piracy)

RN MSO atau Royal Navy Maritime Security Operation adalah lembaga atau badan dibawah angkatan laut Inggris yang bertanggung jawab dalam melaksanakan operasi pengamanan wilayah maritim yang dilakukan untuk menjamin keamanan penggunaan wilayah maritim untuk berbagai kepentingan. 

Sebagaimana diketahui bahwa data statistik menunjukkan tingginya lalu lintas perdagangan lewat laut yang menggunakan jalur-jalur tertentu yang menjadi titik dan wilayah penting dan strategis. Kondisi ini harus dihadapkan pada keadaan dan kondisi rawan kejahatan yang kerap terjadi dan sangat mengganggu kelancaran lalu lintas perdagangan khususnya adalah permasalahan perompakan dan pembajakan kapal di laut serta penyelundupan.

Dalam pelaksanaan operasinya RN MSO ini sangat mengandalkan pada kesiagaan dan aspek intelijen dengan melakukan kerjasama yang terkait dengan berbagai pihak dalam lingkup lokal, nasional bahkan internasional. Hal ini ternyata sangat efektif dan efisien dalam menanggulangi berbagai ancaman terhadap keamanan wilayah maritime.

11) Maritime Police

Polisi dalam lingkup wilayah inggris raya memegang fungsi dan peranan yang berbeda-beda sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dimiliki. Dalam rangka meningkatkan koordinasi dan kerjasama antara badan-badan polisi maka dibentuk suatu badan strategis yaitu ACPO (Association of Chief Police Officer). ACPO bertugas mengkoordinasikan respon strategis dan memberikan saran kepada pemerintah dalam kondisi darurat seperti serangan teroris atau keadaan darurat sipil. 

ACPO memiliki struktur organisasi yang didalamnya terdapat bagian yang menangani masalah keamanan maritim atau wilayah perairan. Struktur ini yang memiliki peran dalam melaksanakan tugas pengamanan wilayah perairan bersama-sama dengan stakeholder lainnya. 

Pertukaran informasi dan kerjasama dalam menanggulangi setiap problem wilayah perairan dengan prinsip demi kepentingan dan keamanan serta keselamatan bersama memmberikan kelancaran dalam menyelesaikan setiap problem yang terjadi.

12) Drugs

Penyelundupan obat-obat terlarang dan narkotika sampai saat ini masih menjadi tren yang selalu berlomba melawan upaya-upaya pencegahan. Berbagai cara dan teknik digunakan oleh para menyelundup tersebut. Hal ini merupakan tantangan bagi HMRC (HM Revenue and Custom) atau beacukai dalam upaya menemukan setiap bentuk dan cara dalam penyelundupan obat-obatan terlarang dan narkotika.

Kunci dari keberhasilan dalam menemukan dan mencegah penyelundupan yang berarti mampu menggagalkan dan memenangkan perlombaan dengan para penyelundup adalah INTELIJEN yang efektif. Tanpa intelijen yang efektif maka tidak akan dapat ditemukan teknik dan cara para penyelundup dalam menjalankan aksinya.

Intelijen yang efektif ini hanya dapat diperoleh melalui kerjasama yang baik dan positif dengan seluruh elemen satuan yang terlibat dan memiliki kepentingan dan tanggung jawab di dalamnya. Jadi masalah keberhasilan dalam penangkapan atau pencegahan penyelundupan bukan menjadi nilai positif bagi salah satu pihak saja tapi oleh banyak pihak karena keterkaitan dan kerjasama yang dilakukan untuk mencapai intelijen yang efektif tersebut.

Dalam materi tentang drug ini, diuraikan jenis-jenis obatan dan narkotika yang sering masuk ke Inggris, rute-rute yang dilewati dan teknik-teknik yang digunakan serta jenis platform kapal yang digunakan. Materi disampaikan dalam bentuk studi kasus.

13) Custom Operation

Materi tentang custom operation ini merupakan kelanjutan dari pemaparan materi tentang drug pada bagian di atas namun dalam paparan ini berisi materi tentang struktur organisasi HMRC pada bidang maritimnya. Selain kasus yang disampaikan juga sama, materi ini memberikan gambaran mengenai peralatan-peralatan yang digunakan dalam operasinya, legalitas hukum yang digunakan dan platform-platform yang digunakan untuk melakukan intersepsi, board and search serta hubungan komando dan koordinasi dengan unit lain.

14) SAR Organization

Materi ini memberikan gambaran mengenai organisasi SAR yang dimiliki oleh Inggris yang meliputi lembaga atau badan-badan yang terlibat baik dari pemerintah maupun non pemerintah, hubungan komando dan koordinasi antara lembaga terkait serta beberapa contoh kasus penanggulangan SAR serta garis besar perencanaan SAR.

15) Visit Portsmouth Traffic Harbour Service

Dalam kegiatan ini diperlihatkan salah satu lembaga dan fasilitas pelayanan lalu lintas kapal yang dimiliki Inggris yang memiliki tanggung jawab kelancaran lalu lintas di salah satu pelabuhan tersibuk di dunia yaitu Portsmouth Harbour. Penerapan ISPS Code dan GMDSS serta berbagai ketentuan keamanan dalam UNCLOS menciptakan keamanan dan keselamatan di wilayah perairan dari dan ke Portsmouth harbour.

Koordinasi antar berbagai pihak yang terkait juga dijalin dalam Traffic service Harbour ini sehingga setiap problem dan kendala yang terjadi dalam waktu yang cepat dapat tersebar ke seluruh instansi (stakeholder) dan masing-masing sesuai peran yang dimiliki dapat langsung menindak lanjuti untuk memecahkan problem yang terjadi tersebut.

16) Visit IMO

Dalam kunjungan ke markas besar IMO di London dipresentasikan mengenai organisasi secara garis besar, rencana-rencana kegiatan tahunan yang sudah, sedang dan akan dilaksanakan. Dalam pemaparannya IMO juga mengetengahkan permasalahan yang sedang dihadapi saat ini khususnya permasalahan perompakan bersenjata dan pembajakan yang terjadi di Somalia.

Dalam kesempatan ini, IMO juga memberikan apresiasi pada pengamanan Selat Malaka dimana berdasarkan data yang diperoleh telah terjadi penurunan yang cukup drastic terhadap kasus perompakan bersenjata dan pembajakan yang terjadi di Perairan Selat Malaka.

17) Board And Search

Board and search merupakan materi tentang bagaimana prosedur henrikhan (prosedur penghentian, pemeriksaan dan penahanan terhadap pelanggaran yang terjadi di laut) yang dilaksanakan oleh Royal Navy dalam melaksanakan tugas pengamanan wilayah laut dari penyelundupan, perampokan dan pembajakan. Materi Board and Search dilaksanakan di board and search school di HMS Raleigh Plymouth. Sekolah ini merupakan sarana yang digunakan untuk melatih ABK kapal dalam melakukan berbagai teknik dan taktik dalam board and search (Henrikhan).

Materi yang diberikan cukup banyak meliputi peralatan yang digunakan dalam kegiatan board and search termasuk peralatan perorangan yang harus tersedia dan dibawa oleh setiap anggota/personel board and search tersebut, teknik-teknik boarding, teknik-teknik search, pengenalan obyek-obyek yang dapat digunakan sebagai media penyelundupan dan resiko-resiko yang dihadapi dalam proses board and search.

18) Vesel Design

Materi yang diberikan dalam vessel design adalah membahas mengenai perencanaan pengadaan dan kebutuhan platform kapal. Ada semacam trade off yang terjadi antara kebutuhan dan anggaran yang tersedia dalam pengadaan sebuah kapal. 

Kebutuhan untuk sebuah kapal yang lengkap meliputi daya tahan (endurance), daya pukul (weaponry), deteksi (sensor) dan kenyamanan (accommodation). Memaksimalkan faktor-faktor tersebut di atas akan berarti meningkatkan pembiayaan dan anggaran yang cukup signifikan. 

Oleh sebab itu diperlukan pertimbangan mengenai kebutuhan yang diharapkan bagi kapal tersebut untuk mencari kondisi yang optimal yang berarti keseimbangan antara anggaran dan kebutuhan yang diharapkan

Dalam materi ini dijelaskan proses-proses dalam menemukan kebutuhan kemampuan yang harus dimiliki oleh sebuah kapal perang sesuai dengan fungsi yang diharapkan untuk dimiliki.

19) Visit BAE Ship Builders

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari pemaparan materi tentang vessel design dimana dalam kesempatan ini diberikan gambaran secara nyata lokasi industri strategis pembuatan khusus untuk kapal perang. BAE Ship Builder merupakan pabrik dan galangan kapal dan salah satu industri maritime strategis yang telah berdiri cukup lama dan produksinya telah diekspor ke berbagai Negara.

BAE menerima pemesanan kapal perang untuk Negara lain yang telah lebih dulu disetujui oleh pemerintah inggris. Saat ini BAE tengah melakukan produksi permintaan Royal Navy untuk pembuatan 3 corvette 99 Meter dan pembuatan kapal induk HMS Queen Elizabeth yang merupakan kapal induk terbesar yang dimiliki oleh inggris.

BAE sendiri saat ini menerapkan metode baru dalam bisnisnya dengan pemerintah melalui kontrak pengoperasian kapal milik BAE yang disewa oleh Royan Navy untuk masuk dalam jajaran skuadron FPS (Fishing Protection Squadron). Dalam hal ini kapal tersebut diawaki oleh personel dari Royal Navy dan BAE bertanggung jawab atas kesiapan operasinya

20) Visit OSRL

OSRL atau Oil Spill Response Limited merupakan salah satu perusahaan di dunia yang memiliki visi untuk menciptakan perairan yang bersih dari polusi khusususnya polusi bahan bakar karbon. Perusahaan ini menawarkan kerjasama kepada perusahaan minyak dan pemilik kapal tangker untuk menanggulangi atau mengatasi tumpahan minyak dan efeknya pada lingkungan maritim.

Melalui aplikasi keanggotaan atau temporary member memberikan keuntungan pada anggotanya tersebut bila terjadi kecelakaan terhadap armada angkut yang menyebabkan terjadinya tumpahan minyak, maka OSRL dalam waktu yang cepat akan berada dilokasi kejadian dan melakukan penanggulangan secepat mungkin.

21) A/C in EEZ

Penggunaan pesawat udara baik rotary wing maupun fixed wing sangat membantu dalam berbagai operasi yang dilakukan di EEZ. Pemanfaatan keunggulan yang dimiliki seperti kecepatan dan mobilitas sangat diperlukan dalam mendeteksi dengan menggunakan berbagai sarana deteksi dan penindakan terhadap suatu target. Khusus untuk penindakan umumnya dilakukan oleh helicopter dengan menerjunkan tim ke atas kapal (onboard) untuk melakukan penggeledahan maupun penanggulangan terhadap pembajakan. 

Inggris sendiri menampilkan kapabilitas dari pesud MPA nya yaitu NIMROD yang sedang dikembangkan untuk generasi kedua yang memiliki system kodal yang lebih modern dan terintegrasi dengan baik. Peralatan deteksi yang dimiliki cukup canggih dengan kemampuan tracking 5000 sasaran dan system radar yang mampu mendeteksi bentuk dari platform kapal yang dideteksi. Selain peralatan deteksi, NIMROD sendiri memiliki platform peluncur senjata dibagian bawah sehingga dapat pula digunakan untuk kepentingan militer dalam skala luas seperti perang.

22) Proteez

Proteez merupakan sebuah perusahaan swasta yang menawarkan system monitoring dan surveillance wilayah maritim. Dengan MCS System atau Monitoring, Controlling and Surveillance System diharapkan setiap informasi dan data yang diperoleh dapat dengan cepat dan real time sehingga dapat diolah dan diambil tindakan lebih lanjut yang dibutuhkan.

KESIMPULAN

Secara umum berdasarkan uraian kegiatan sebagaimana terdapat di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Wilayah perairan merupakan media lalu lintas perdagangan dan komunikasi yang sangat penting dan strategis dan memiliki sumber daya yang sangat potensial sehingga permasalahan yang ada menjadi sangat kompleks.

b. Kompleksitas permasalahan ini menuntut adanya kerjasama dan keterlibatan setiap pihak yang memiliki peran terkait dengan permasalahan pengamanan dan keamanan wilayah perairan.

c. Kerjasama yang efektif dan efisien menjadi kunci utama menangani setiap permasalahan yang akan menghasilkan fungsi intelijen yang akurat dan efektif. Informasi intelijen yang akurat ini menjadi kkunci utama keberhasilan dalam mengatasi setiap permasalahan yang terjadi di wilayah maritime.

d. Permasalahan yang terjadi di wilayah perairan khususnya Exclusive Economic Zone Course adalah meliputi berbagai baik masalah kondisi emergency maupun aktifitas illegal seperti illegal fishing, illegal logging, human trafficking, smuggling, armed robbery, piracy dan oil spilled.

e. Kursus ini memiliki manfaat yang penting bagi peserta karena memberikan wawasan terhadap penanganan berbagai permasalahan yang terjadi dalam lingkup wilayah maritim.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tinjauan Serangan Pearl Harbour

Implementasi Pemberdayaan Wilayah Pertahanan laut di Wilayah Kerja koarmabar Guna Mendukung Pertahanan dan Keamanan Nasional Dalam Rangka Mewujudkan Poros Maritim Dunia

Tinjauan Konflik Serbia-Kosovo