Tinjauan Serangan Pearl Harbour
1. Latar Belakang
Pada awal abad ke 20, Jepang muncul sebagai pemimpin kekuatan di asia barat yang secara alami akan menjadi pesaing amerika serikat dalam bidang politik maupun ekonomi. Rivalitas antara kedua Negara dalam bidang kepentingan komersial dan territorial pada wilayah ini meningkat pada saat itu. Awal tahun 1907, kedua Negara memiliki kemungkinan untuk berperang.
Perang yang pertama kali diprediksi adalah perang laut. Jepang menyadari bahwa angkatan laut mereka tidak akan pernah memiliki kekuatan seperti yang dimiliki Amerika Serikat. Jepang mengharapkan armada Amerika Serikat bergerak ke barat dan menyerang.
Untuk melawan pergerakan ini, pada tahun 1920 sampai dengan 1930an, Jepang merencanakan strategi pertahanan pengurasan. Dimulai dari bagian barat Hawai, kekuatan angkatan laut jepang yang terdiri dari kapal selam, kapal induk pembawa pesawat terbang tempur dan kekuatan kapal kapal patrol berusaha sebanyak mungkin untuk menghancurkan kekuatan angkatan laut Amerika Serikat (diharapkan dari 30% kekuatan AL AS dapat dihancurkan) sehingga Jepang bisa mendapatkan kemenangan dan superioritas di laut sendiri. Ketika perang dunia ke dua pecah. Angkatan Laut Jepang menikmati superioritas di laut Pasifik karena Amerika Serikat tidak diijinkan untuk menambah kekuatan angkatan lautnya sesuai dengan perjanjian internasional saat itu. Betapapun, ditinjau dari sisi agresi Jepang di Asia dan kemenangan Jerman di Eropa, pada tahun 1940 Amerika Serikat memutuskan untuk ekspansi kekuatan laut dalam ukuran raksasa. Dalam beberapa tahun kemudian Jepang akan mengalami kerugian kerugian yang sangat besar.
Pada tahun 1940, kampaye militer jepang tidak membawa kemajuan. Melihat kondisi ini ankatan laut menawarkan sebuah strategi alternative yaitu dengan bergerak ke selatan memasuki daerah Indo-China dan daerah kekuasaan Belanda yang kaya dengan minyak bumi yaitu Hindia Timur (Indonesia). Pelaksanaan kebijakan ini dimulai pada tahun 1940 dan tahun – tahun selanjutnya yang mengakibatkan kemarahan Amerika Serikat dan membahawa resiko yang sangat besar dari peperangan. Pada bulan Juli 1941, Amerika Serikat menjatuhkan embargo minyak terhadap Jepang, dan Jepang melihat konflik tersebut tidak dapat dihindarkan dan mulai menyusun rencana secara teratur.
Dalam konteks permasalahan ini, Laksamana Isoroku Yamamoto yang saat itu menjabat sebagai panglima komando gabungan armada, menyarankan sebuah serangan udara pada armada Pasifik Amerika Serikat, yang telah bergerak dari pangkalan mereka di San Diego yang terletak di pantai barat Amerika menuju suatu lokasi di Lautan Pasifik yaitu Pearl Harbor pada bulan Mei 1941
2. Kronologis
- 1930, Amerika Serikat mengembargo Jepang karena ekspansinya ke Manchuria dan Indochina
- 1940, kebijakan ekspor AS, menghentikan pengiriman suku cadang, ekspor mesin dan bahan bakar pesawat terbang ke Jepang.
- 1941 ekpor minyak AS ke Jepang dihentikan.
- Presiden AS Franklin D. Roosevelt mengirimkan armada angkatan laut dari San Diego ke Pearl Harbor
- Awal 1941rencana dan pelatihan kepada pilot pilot Jepang mulai dilaksanakan, peremajaan peralatan perang dan pengumpulan data data itelijen.
- Rencana serangan tetap dirahasiakan sampai dengan tanggal 5 November.
- 1 Desember, Rencana serangan terhadap Pearl Harbor disetujui Kaisar jepang
- Akhir 1941, Pangkalan AL AS di Pasifik dilengkapi dengan peralatan pengamat.
- 26 November 1941, Gugus tugas Jepang yang terdiri dari 6 buah kapal induk berangkat dari utara Jepang menuju ke barat laut Hawai.
- Jepang menyatakan perang: Yamamoto telah menetapkan bahwa serangan tidak akan dimulai sampai dengan 30 menit setelah Jepang menkonfirmasi AS untuk negosiasi damai. Dengan cara ini Jepang mencoba untuk membenarkan konvensi perang dan mencapai sifat serangan kejutan.Selain itu, Jepang bermaksud bahwa serangan telah dimulai ketika berita sudah terkirim. Tokyo mengirimkan pesan kepada Duta besar Jepang yang pada waktu itu dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengirimkan berita. Para pemecah sandi AS memerlukan hampir satu jam untuk memecahkan berita tersebut sebelum Kedutaan Jepang mengirimkannya ke pemerintah AS.
- Serangan dibagi menjadi 3 gelombang, yaitu gelombang 1, glombang 2 dan gelombang 3 (tidak dilaksanakan).
· Gelombang 1
7 Desember 1941 pukul 6 pagi, pesawat terbang Jepang lepas landas
07.51pesawat pengebom torpedo dibagi menjadi dua grup, timur dan barat. Terdiri dari 183 pesawat tempur dari berbagai jenis.
· Gelombang 2
Terdiri dari 171 pesawat tempur, dibagi menjadi 3 grup
· Gelombang 3, tidak dilaksanakan dengan alasan :
a. Dua pertiga kekuatan gelombang kedua dapat dilumpuhkan oleh AS. Nagumo khawatir bila gelombang ketiga dilaksanakan, akan membahayakan kekuatan udara Jepang.
b. Lokasi kapal induk AS belum ditemukan. Nagumo juga tidak mengetahui berapa jumlah kekuatan udara yang dimiliki AS di Hawai yang dapat melaksanakan serangan balasan.
c. Gelombang ketiga memerlukan persiapan yang substansial, karena setelah selesai serangan mereka akan kembali ke kapal induk Jepang pada waktu malam hari. Teknik pendaratan pesawat terbang di atas geladak kapal induk di malam hari belum ditemukan.
d. Persediaan bahan bakar kapal kapal Jepang mulai menipis. Sangat beresiko apabila kapal – kapal tersebut masih berada di laut.
e. Nagumo yakin bahwa serangan kedua telah menghancurkan Pearl Harbor dan melumpuhkan armada Pasifik di Pearl Harbor
- 8 Desember 1941, Amerika menyatakan perang kepada Jepang
3. Analisis
a. Aplikasi azas-asas perang laut
1) Diplomasi
Pada hakekatnya asas diplomasi ini dilakukan pada masa damai dimana dengan kemampuan kapal perang yang dimiliki akan menunjukkan kemampuan militer dari negara tersebut sehingga akan memberikan pengaruh kepada keinginan (the will) pihak lain yang memiliki potensi untuk menyerang.
Namun dalam kaitannya dengan pearl harbor dapat dikatakan serangan pearl harbor ini memenuhi asas ini hanya dalam bentuk tindakan atau aksi karena dengan kampanye serangan yang dilakukan dan hasil yang dicapai telah menunjukkan keberadaan dan kemampuan serta keberanian jepang dalam menyerang amerika yang sangat kuat kekuatan angkatan lautnya khususnya dikawasan pasifik.
2) Teguh pada tujuan
Serangan pearl harbor ini memenuhi asas teguh pada tujuan, sebagaimana telah ditetapkan sebagai tujuan dalam perencanaan adalah membungkam kekuatan laut amerika untuk jangka waktu 6 bulan. Dalam pelaksanaan serangan berdasarkan pengamatan mereka bahwa dalam 2 gelombang serangan telah berhasil mencapai tujuan maka gelombang serangan ke tiga tidak dilaksanakan.
Apabila gelombang serangan ketiga dilaksanakan dapat terjadi kemungkinan kegagalan serangan yang diakibatkan oleh kondisi cuaca yang semakin gelap, kondisi kelelahan pasukan dan kesiapan lawan karena telah hilangnya aspek pendadakan
3) Ofensif
Serangan pearl harbor ini memenuhi asas ofensif dimana dalam asas ini ditekankan untuk mengambil inisiatif serangan dan membawa titik berat peperang di wilayah lawan. Dengan tindakan ofensif ini maka kerugian dan kerusakan akan lebih besar terjadi pada pihak lawan karena medan tempur adalah wilayah lawan.
Dalam serangan ini jepang telah melakukan kampanye kekuatannya dengan menyeberangi samudera pasifik dan melaksanakan serangan ke pangkalan militer angkatan laut amerika di pearl harbor hawai yang merupakan wilayah amerika dan melakukan serangkaian penghancuran fasilitas-fasilitas di wilayah tersebut.
4) Konsentrasi
Serangan pearl harbor ini memenuhi asas konsentrasi karena dalam gerakan menuju sasaran seluruh kekuatan diposisikan secara terpusat dan pada jarak yang dapat saling memberikan perlindungan apabila terdapat serangan mendadak.
Hal ini dilakukan karena tujuan utama telah jelas yaitu melakukan penghancuran sasaran yang telah ditentukan. Apabila kekuatan dipecah maka akan mungkin terjadi kontak pada bagian-bagian terpisah dengan kapal-kapal amerika yang sedang patrol dimana kekuatan yang dimiliki tentu jauh menurun dibandingkan bila dalam satu gugus tugas besar. Sehingga menurunkan probabilitas keberhasilan dalam memenangkan suatu pertempuran.
Pemecahan kekuatan lebih efektif dilakukan dalam rangka mengamankan kekuatan yang lebih kecil dari sergapan kekuatan besar pada saat akan melaksanakan gerakan menuju suatu daerah tertentu menjadi tujuan utama atau tugas pokok.
5) Mobilitas
Serangan pearl harbor ini dapat pula dikatakan memiliki mobilitas tinggi yang dicapai dengan melakukan kombinasi penggunaan kapal induk dan pesawat dalam melaksanakan serangan tersebut. Satuan udara yang berpangkalan di kapal induk memiliki satu keuntungan yang menonjol sehubungan dengan pangkalannya yang bersifat mobil. Mobilitas tinggi dipegang pesawat namun terbatas dalam endurance atau daya tahan yang ditutupi dengan penggunaan kapal induk yang dibawa bergerak mendekati sasaran hingga dalam jarak jangkau pesawat sebagai ujung tombak pelaksanaan serangan.
Dengan adanya mobilitas maka akan lebih efektiflah penggunaan asas konsentrasi, ofensif, pendadakan, keamanan dan ekonomi kekuatan.
6) Ekonomi kekuatan
Serangan pearl harbor ini dapat dikatakan tidak memenuhi asas ekonomi kekuatan karena dengan penggunaan kekuatan yang besar cukup besar dengan kemampuan mencapai sasaran atau tugas pokok secara maksimal namun pada kenyataannya meskipun dapat menghancurkan pangkalan pearl harbor secara efisien dengan jumlah kerugian minimal namun tidak efektif karena ternyata hanya sebagian kapal yang dapat dihancurkan selebihnya dapat diperbaiki kembali dan tidak ada di pangkalan sehingga selamat dari serangan.
Keadaan ini menyebabkan amerika dalam waktu tidak terlalu lama dapat kembali membangun kekuatan dan melakukan serangkaian balasan yang berakibat kehancuran armada angkatan laut jepang dikemudian hari.
7) Kesatuan komando
Asas kesatuan komando ada dalam serangan pearl harbor dimana semua kendali dapat terpusat, apapun hasil keputusan itu. Hal ini terlihat dalam pengambilan keputusan yang dilakukan untuk menarik mundur dan tidak melanjutkan penyerangan gelombang ketiga meskipun sangat diharapkan oleh pusat. Komando lapangan lebih memahami kondisi nyata dilapangan sehingga memutuskan untuk kembali dengan pertimbangan serangan ketiga akan beresiko dan justru akan menimbulkan kerugian.
8) Keamanan
Asas keamanan dalam serangan pearl harbor telah dilaksanakan dimana ditempatkan sejumlah kapal-kapal escort atas air dan kapal selam serta gerakan lurus secepatnya dengan kawalan untuk mencapai titik serangan dan kembali dengan melakukan gerakan acak untuk menghindari kemungkinan serangan balasan karena sempat terdapat perlawan pada gelombang serangan kedua yang berasal dari fighter yang lolos dari serangan. Keberhasilan dari serangan pearl harbor ini juga tidak lepas dari terpeliharanya keamanan aliran informasi intelijen.
9) Pendadakan
Serangan pearl harbor ini merupakan salah satu contoh keberhasilan dalam operasi pendadakan. Pendadakan akan mengakibatkan kekacauan dan hilangnya rantai kendali sesaat yang dapat berakibat fatal. Pemilihan waktu menjadi pertimbangan dalam penentuan momentum pendadakan terbaik yang akan memberikan efek maksimum.
Dalam serangan ini jepang sengaja menciptakan kondisi untuk memberikan efek pendadakan dimana penyerangan dilakukan sebelum ada pernyataan resmi perang dan dilaksanakan pula pada hari libur sehingga sama sekali amerika tidak siap dengan adanya serangan tersebut.
b. Aspek strategis
Serangan pearl harbor memiliki berbagai konsekuensi yang bersifat strategis baik bagi jepang maupun bagi amerika. Kebutuhan akan sumber daya alam untuk pemenuhan kesejahteraan rakyat yang disadari oleh rakyat itu sendiri membuat keduanya melakukan ekspansi dengan menggunakan kekuatan militer untuk menguasai sumber daya alam secara paksa.
Serangan ini diarahkan pada tujuan politik jepang untuk mencegah campur tangan amerika di kawasan asia tenggara. Kekawathiran jepang ini beralasan karena negara yangterdekat dengan kawasan asia tenggara yang memiliki kekuatan militer besar adalah amerika meski terpisah oleh samudera pasifik. Kondisi ini diperkuat dengan hadirnya pangkalan aju amerika di hawai yang berada di tengah samudera pasifik yang secara terang-terangan menunjukkan telah adanya niat amerika untuk ikut serta melakukan ekspansi kearah asia tenggara yang terkenal dengan kekayaan sumber daya alamnya.
Dorongan ini tentu merupakan bagian dari upaya pemerintah yang mendapat dukungan dari rakyat masing-masing dimana pemerintah itu sendiri merupakan salah satu unsur dari kekuatan laut menurut AT Mahan.
Menurut Mahan penelitian secara cermat terhadap setiap peperangan harus dimulai dengan mengidentifikasi tujuan militer yang harus dicapai oleh satuan operasional. Langkah berikutnya adalah menentukan situasi politik dan militer pada umumnya sebagai akibat dicapainya tujuan militer tersebut. Jadi penentuan apa yang telah dicapai oleh tindakanmiliter yang kemudian diikuti olehpenentuan efek daripada hasil tindakanmiliter itu merupakan dua bagian yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain dari persoalan strategis yang mendasar.
Hal ini yang mungkin kurang dipikirkan atau meleset dari perhitungan pemimpin jepang saat merencanakan melakukan serangan pearl harbor. Tidak diperkirakannya efek kebalikan yang mungkin terjadi dari aksi serangan dimana meski disadari bahwa serangan hanya menunda atau menghambat gerakan amerika namun diharapkan oleh jepang akan memberikan dampak shock pada amerika dan melunturkan niat amerika, namun pada kenyatannya justru rasa nasionalisme yang meningkat diikuti dengan gelombang dukungan kepada pemerintah untuk melakukan reaksi balasan memberikan motivasi dan dorongan untuk mempercepat pulihnya kekuatan militer yang sempat hancur akibat serangan pearl harbor tersebut.
Keadaan makin memburuk karena serangan ini menjadi katalisator keterlibatan amerika di kawasan pasifik dengan segala dukungannya dan dengan kekuatan yang besar menyebabkan satu persatu dominasi jepang menghilang dan berujung pada kehancuran jepang dan berakibat pada dikebirinya militer jepang oleh dunia sampai saat ini.
c. Efek serangan pearl harbor
Tujuan serangan pearl harbor itu adalah pertama untuk menghancurkan armada perang amerika sehingga mencegah keterlibatan amerika di kawasan pasifik terhadap rencana ekspansi jepang. Tujuan kedua memberikan waktu bagi jepang untuk konsolidasi dan membangun armada perangnya dan sekaligus menghancurkan moral amerika untuk ikut terlibat dalam ekspansi di pasifik. Apakah tujuan tersebut berhasil dicapai? Pada kenyataannya yangterjadi adalah dampak yang ditimbulkan oleh serangan itu sendiri baik bagi jepang maupun amerika.
1) Dampak Jangka Pendek
Dalam jangka pendek serangan pearl harbor ini memberikan keuntungan bagi Jepang dimana jepang dapat menghambat gerakan amerika untuk berperan di kawasan pasifik dengan demikian jepang dapat dengan leluasa melakukan ekspansi ke asia tenggara dan menduduki Indonesia dan Filipina. Sedangkan amerika harus menunda keinginannya untuk turut melakukan ekspansi dikawasan asia tenggara dan mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk melakukan rekondisi kemampuan tempur kapalnya. Oleh sebab itu maka dalam strategi jangka pendek serangan ini memberikan keuntungan bagi Jepang dan kerugian bagi amerika
2) Dampak Jangka Panjang
Ibarat membangunkan macan tidur, meski melukai macan tersebut namun tidak mematikan dan balik menyerang dengan dasyat yang mengakibatkan kematian. Serangan pearl harbor secara politik menjadi katalisator keterlibatan amerika dalam perang di kawasan pasifik yang pada akhirnya menyebabkan kehancuran dan kekalahan Jepang dimana memberikan konsekuensi yang panjang terhadap keberadaan militer jepang di dunia.
Serangan ini justru memicu rasa nasionalisme rakyat amerika yang pada akhirnya mendukung pengeluaran dana dan keterlibatan militernya dalam perang, dimana hal ini merupakan kondisi yang sangat mendukung pemerintahan negara. Nasionalisme tersebut juga mendorong rakyat untuk terjun langsung dalam perang dengan mendaftar sebagai sukarelawan. Hal ini mengakibatkan cepatnya pemulihan kemampuan militer amerika diluar dugaan.
Oleh sebab itu dalam strategi jangka panjang serangan pearl harbor ini memberikan keuntungan bagi amerika dalam menjalankan strategi dan politiknya untuk melakukan ekspansi di asia tenggara dan pasifik barat
d. Pelajaran yang dipetik
Serangan ke pearl harbor ini memberikan sejumlah gambaran dan masukan sebagai berikut:
1) Pembangunan pangkalan hendaknya mempersiapkan alur penyelamatan cadangan. Hal ini untuk mencegah taktik blokade oleh lawan sehingga tidak akan menghalangi dan menjebak kekuatan di pangkalan sendiri.
2) Dispersi kekuatan sehingga kekuatan menyebar dan tidak terpusat terutama untuk kondisi negara seperti Indonesia yang berbentuk kepulauan. Penempatan atau disperse kekuatan ke segenap penjuru dan corong-corong strategis akan meningkatkan kesiagaan dimana saat terjadi keadaan darurat yangmembutuhkan kehadiran kekuatan laut di suatu daerah maka dapat cepat terlaksana untuk menanggulangi.
3) Pentingnya intelijen dan counter intelijen maritime dalam pengumpulan informasi sekecil apapun yang dapat menjadi sumber informasi dalam pengambilan keputusan bagi pemimpin dalam penegakan kedaulatan negara.
4) Pentingnya kehadiran di laut yang memberikan pengawasan terhadap keamanan dan deteksi dini terhadap ancaman yang mungkin datang dan merongrong kedaulatan negara.
Komentar
Posting Komentar